Minggu, 05 Desember 2010

Karya seni Batik Pads



Batik secara historis diekstrak dari nenek moyang kita, dikenal sejak abad ke-17, yang ditulis dan dilukis pada berangkat sawit. Pada waktu atau pola desain batik benar-benar kalah dengan bentuk binatang dan tanaman. Namun dalam rekor, batik telah dibuat dari karya seni motif hewan dan tumbuhan perlahan tapi pasti beralih ke motif abstrak yang muncul awan, relief candi, wayang beber dan sebagainya. Pada saat yang sama, melalui penggabungan pola lukisan dengan seni dekorasi pakaian muncul seni menarik batik sebagai yang kita kenal sekarang
Jenis dan gaya batik klasik dipandang sebagai sangat banyak, tetapi pola dan variasi sesuai dengan ajaran dan budaya masing-masing daerah sangat beragam.Hadiah budaya Indonesia telah menyarankan melahirkan perilaku dan jenis batik tradisional dengan ciri-ciri khusus mereka sendiri.
Kali ini kata batik sudah sangat dikenal di luar negeri. Kedua wanita dan pria Indonesia dari berbagai suku suka memakai kain dihiasi dengan motif batik atau kain batik itu sendiri, yang dibuat dan dipotong sesuai selera masing-masing. Para wisatawan asing atau pejabat yang tinggal di Indonesia pada batik senang dan sering membawa ke rumah sebagai suvenir.
Menunjukkan dari kata batik itu sendiri, sarjana ahli seni, baik bangsa Indonesia atau asing, belum mencapai kesepakatan tentang apa dasarnya berarti. Beberapa mengatakan bahwa istilah itu berasal dari kata tik tertanam dalam kata titik (Titik).Titik berarti juga tetes. Benar-benar dalam pembuatan kain batik juga dilakukan turun lilin pada kain putih. Ada juga orang-orang yang mencari asal kata batik dalam sumber-sumber tertulis tradisional. Menurut pendapat ini, kata batik dihubungkan dengan kata, menulis atau melukis. Jadi, titik awal batik yang terlibat juga dengan lukisan dan menarik pada umumnya.
Dalam proses melakukan kain batik, pengrajin mengukir motif-motif indah ke selembar kain polos dikelantang dengan menggunakan tjanting berisi lilin panas.Batik proses dilakukan dengan hati-hati dan sering kali pengrajin batik telah diukir serangkaian hal untuk memperoleh motif batik yang rumit. Alat untuk batik yang tjanting. Sebuah alat berbentuk seperti pena dan terbuat dari bambu, berkepala tembaga serta bermulut sempit pada tepi. tjanting ini digunakan untuk ladel lilin cair panas, yang digunakan sebagai bahan penyegel atau perlindungan pewarna seluruh mewarnai. Pada awal proses pembuatan batik, pengrajin mengukir lilin di kain putih dengan tjanting. Namun, sebelum dilakukan menggambar motif dengan ukiran lilin panas, kain polos tidak dikelantang harus dicelupkan terlebih dahulu ke dalam tanaman minyak dan larutan soda, untuk membantu lilin untuk berpegang teguh dan agar kain lebih mudah menyerap noda. Setiap kali kain diberi warna lain, bagian-bagian yang tidak harus diserahkan noda ditangani dengan dengan lilin, sehingga warna yang lebih dan lebih banyak digunakan untuk menghias kain batik, lagi bekerja untuk menutupi mereka. Pada tahap terakhir, lapisan lilin yang menutupi kain dihilangkan dengan cara merebus kain dalam air mendidih setelah sebelumnya direndam dalam larutan soda abu (sodium silikat) untuk mengabadikan warna pada batik. Sebagai hasil akhir adalah selembar kain batik dengan motif yang indah mempesona.
Teknik Batik sebenarnya ribuan tahun. Beberapa ahli bahkan mengatakan bahwa teknik batik bisa berkembang dari budaya lama bangsa-bangsa di Afrika, Timur Tengah (bangsa Sumeria kuno) dan beberapa bangsa kuno di Asia yang terus menyebar bahkan ke Indonesia. Multiply ini teknik batik dan budaya dapat mencapai Indonesia, jelas berkat pedagang dari India yang pernah mengunjungi daerah di Indonesia dalam beberapa abad yang lalu. Pada kain batik pertama hanya dikenal di sekitar istana kerajaan di mana kain batik awalnya hanya dipakai oleh kaum bangsawan dan raja-raja. Namun seiring dengan perkembangan, maka kain batik berikutnya adalah dikenal luas di kalangan rakyat dan diperpanjang untuk tumbuh sampai saat ini. Jumlah dan jenis motif kain batik yang benar-benar mencapai ribuan memiliki karakteristik di setiap wilayah di Indonesia. Meskipun ada jenis batik, tetapi kain batik dan dicat dengan menggunakan tjanting masih menduduki tingkat atas preferensi dan masih diminati oleh pelanggan di negara dan lepas pantai. Tingkat kesulitan dan kompleksitas dan jenis kain yang digunakan juga mempengaruhi harga jual. Pada kain batik saat ini tidak hanya terbuat dari kain sederhana dikelantang, tetapi juga poliester, rayon, hingga sutera. Bahkan kain batik yang terbuat dari sutera, harganya bisa mencapai ribuan dollar ..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar